BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu perilaku sehat yang harus
diciptakan untuk menuju indonesia sehat adalah perilaku pencegahan dan
penanggulangan penyakit dengan kegiatan imunisasi. Imunisasi adalah salah satu
upaya prefentif yang merupakan pencegahan pimer guna mencapai masa depan anak
yang lebih sehat. Imunisasi secara signifikan telah terbukti dan diakui sebagai
upaya pencegahan suatu penyakit yang sempurna, menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), serta
berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2005).
Dewasa ini dikenal tidak kurang dari dua
puluh macam kegiatan pokok (upaya pelayanan kesehatan dasar), tapi
pelaksanaannya tergantung pada kemampuan dan sumber daya yang tersedia pada
puskesmas yang bersagkutan. Imunisasi merupakan suatu eknologi yang sangat dan
berhasil dan merupakan sumbangan ilmu pengetahuan yang terbaik yang pernah diberikan oleh para
ilmuan didunia ini. Satu upaya kesehatan yangpling efektif dan efisien
dibandingkan dengan upaya kesehatan lainnya. Setiap tahun lahir 130 juta anak
didunia, 91 juta diantaranya lahir dinegara yang sedang berkembang. Pada tahun
1974 cakupan vaksinasi baru mencapai 5%, sehingga dilaksanakan imunisasi global
yang disebut extended program on imunization (EPI) dan saat ini
cakupan meningkat hampir setiap tahun minimal tiga juta anak dapat terhindar
dari kematian dan sekitar 750.000 terhindar dari cacat. Namun demikian satu
dari empat orang anak maih belum mendapat vaksinasi dan dua juta meninggal
setiap tahunnya karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (I.G.N
Ranuh dkk,2006:4).
Kesehatan anak merupakan hal yang sangat
penting karena masa depan bangsa ada di tangan anak-anak dan untuk
mewujudkannya adalah dengan melaksanakan program imunisasi bagi anak dimana
imunisasi itusendir adalah merupakan dasar dan
peningkatan kesehatan atau kualita kesehatan bagi anak-anak (Depkes RI, 005).
Imunisasi
ada dua macam yakni imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah
pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan
untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi
polio atau campak, sedang imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi
sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS
(Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain
adalah terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima
berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa
kandungan misalnya antibodi terhadap campak.
Pencapaian
Universal Child Immunization (UCI)
pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah
mendapatkan imunisasi secara lengkap. Pelayanan imunisasi bayi mencakup
vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan campak (1
kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu
wilayah tertentu berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya
tingkat kekebalan masyarakat (herd
immunity) terhadap penularan PD3I.
Salah satu program Milenium Developmen
Goal’s (MDGs) adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). AKB di Indonsia
masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, di
Indonesia indikator imunisasi adalah Universal Child Imunization (UCI) yaitu
100% yang terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 3 dosis poli, 3 dosis
hepatitis dan terakhir 1 dosis campak. Data dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia menyebutkan pada tahun 2008 dari 27 provinsi yang melaksaakan dan
melaporkan rata-rata cakupan imunisasi campak baru mencapai 67 % dengan rincian
provinsi yang tertinggi adalah provinssi bali 100 % dan terendah
adalahprovinsi papua 56 % (Depkes RI,
2005).
Berdasarkan data
dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat bahwa Angka
Kematian Bayi yaitu 35/1000 kelahiran
hidup, sedangkan pencapaian cakupan Imunisasi tahun 2009 berjumlah 80 % (58,542
bayi) dan tahun 2010 cakupan Imunisasi berjumlah 94 % (59.875 bayi). Hal
tersebut menunjukan bahwa cakupan Imunisasi masih belum memenuhi target UCI
yang ditentukan yaitu 100 % (Dinkes Provinsi Sultra, 2009).
Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan kota Bau-Bau tentang cakupan imunisasi tahun 2009 berjumlah 81,25%
dan tahun 2010 mencapai 84,38% berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa
cakupan Imunisasi masih belum memenuhi target UCI yang ditentukan yaitu 100%
(Dinkes Kota bau-Bau, 2010).
Berdasarkan
data imunisasi dari Puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-Bau, tentang cakupan
imunisasi campak yaitu tahun 2011
sasaran 309 bayi cakupan 193 bayi (62,45%), sedangkan di tahun 2012 untuk
bulan januari sampai bulan juni mengalami penurunan dengan sasaran 235 bayi cakupan 144 bayi (61,27%), hal ini menunjukan bahwa
cakupan Imunisasi masih rendah dan belum memenuhi standar target UCI.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi
diantaranya adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan
suami. Tingkat pendidikan ibu dapat mendukung atau mempengaruhi pengetahuan dan
tingkat pengetahuan rendah selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan
yang terbatas, semakin tinggi pengetahuan ibu semakin tinggi pula pemahaman ibu
tersebutterhadap tujuan dan manfaat imunisasi.
Kendala utama untuk keberhasilan imunisasi bagi anak
yaitu rendahnya kesadaran yang berhubungan dengan tingkat pengatahuan, tentang
pemberian vaksin. Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam
masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir
terhadap resiko dari beberapa vaksin. Adapula media yang masih mempertanyakan
manfaat imunisasi serta membesar-besarkan risiko beberapa vaksin (Ali, M :
2005) www//http:library.usu.ac.id,diakses 25 juli 2012.
Rendahnya cakupan imunisasi untuk bayi,
anak dan ibu hamil kemungkinan
besar mempertinggi kematian bayi, tanpa mendapat imunisasi yang lengkap bagi
ibu maupun anak kemugkinan besar dapat diserang penyakit tertentu yang
seharusnya dapat dicegah melalui imunisasi, guna menghindarkan kematia disaat
mudah. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar
dalam implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak, khususnya pada kasus
tuberkolosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis
(Depkes RI, 2008) www//http:depkes.blogspot.com,diakses
25 juli 2012.
B.
Perumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas dengan
melihat pentingnya pemberian Imunisasi pada bayi maka rumusan masalahnya yaitu,
:
1. Apakah ada pengaruh pendidikan ibu terhadap pemberian Imunisasi
pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota
Bau-bau tahun 2012?
2. Apakah ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian
Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah
Kota Bau-bau tahun 2012?
3. Apakah ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap pemberian Imunisasi
pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota
Bau-bau tahun 2012?
4. Apakah ada pengaruh dukungan suami ibu terhadap
pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit
Wolio Indah Kota Bau-bau tahun 2012?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja
Puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian Imunisasi
pada bayi umur 9-11 bulan
ditinjau dari pendidikan ibu di wilayah
kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012?
b.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian Imunisasi
pada bayi umur 9-11 bulan
ditinjau dari pengetahuan
ibu di wilayah kerja puskesmas Bukit
Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012?
c.
Untuk mengetahui pengaruh pemberian Imunisasi
pada bayi umur 9-11 bulan
ditinjau dari pekerjaan
ibu di wilayah kerja puskesmas Bukit
Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012?
d.
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan
ditinjau dari dukungan suami
diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012 ?
D.
Manfaat
1.
Bagi
Penulis
Penelitian ini merupakan proses belajar
sekaligus menambah wawasan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11
bulan.
2.
Bagi
Instansi Penelitian
Penelitian
ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi yang sangat berharga dalam
mengkaji dan menentukan model kebijakan dalam rangka meningkatkan cakupan Imunisasi
pada bayi.
3.
Bagi
Akademik
Hasil
penelitian ini dapat menjadi khasanah ilmiah dalam melaksanakan penelitian-penelitian
dimasa yang akan datang dan merupakan referensi bagi peneliti-peneliti
berikutnya.