Jumat, 31 Oktober 2014

“ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Pada Bayi Umur 9 – 11 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-Bau Tahun 2012 “



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu perilaku sehat yang harus diciptakan untuk menuju indonesia sehat adalah perilaku pencegahan dan penanggulangan penyakit dengan kegiatan imunisasi. Imunisasi adalah salah satu upaya prefentif yang merupakan pencegahan pimer guna mencapai masa depan anak yang lebih sehat. Imunisasi secara signifikan telah terbukti dan diakui sebagai upaya pencegahan suatu penyakit yang sempurna, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), serta berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2005).
Dewasa ini dikenal tidak kurang dari dua puluh macam kegiatan pokok (upaya pelayanan kesehatan dasar), tapi pelaksanaannya tergantung pada kemampuan dan sumber daya yang tersedia pada puskesmas yang bersagkutan. Imunisasi merupakan suatu eknologi yang sangat dan berhasil dan merupakan sumbangan ilmu pengetahuan  yang terbaik yang pernah diberikan oleh para ilmuan didunia ini. Satu upaya kesehatan yangpling efektif dan efisien dibandingkan dengan upaya kesehatan lainnya. Setiap tahun lahir 130 juta anak didunia, 91 juta diantaranya lahir dinegara yang sedang berkembang. Pada tahun 1974 cakupan vaksinasi baru mencapai 5%, sehingga dilaksanakan imunisasi global yang disebut extended  program on imunization (EPI) dan saat ini cakupan meningkat hampir setiap tahun minimal tiga juta anak dapat terhindar dari kematian dan sekitar 750.000 terhindar dari cacat. Namun demikian satu dari empat orang anak maih belum mendapat vaksinasi dan dua juta meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (I.G.N Ranuh dkk,2006:4).
Kesehatan anak merupakan hal yang sangat penting karena masa depan bangsa ada di tangan anak-anak dan untuk mewujudkannya adalah dengan melaksanakan program imunisasi bagi anak dimana imunisasi itusendir adalah merupakan dasar dan peningkatan kesehatan atau kualita kesehatan bagi anak-anak (Depkes RI, 005).
Imunisasi ada dua macam yakni imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak, sedang imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan misalnya antibodi terhadap campak.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat (herd immunity) terhadap penularan PD3I.
Salah satu program Milenium Developmen Goal’s (MDGs) adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). AKB di Indonsia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, di Indonesia indikator imunisasi adalah Universal Child Imunization (UCI) yaitu 100% yang terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 3 dosis poli, 3 dosis hepatitis dan terakhir 1 dosis campak. Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan pada tahun 2008 dari 27 provinsi yang melaksaakan dan melaporkan rata-rata cakupan imunisasi campak baru mencapai 67 % dengan rincian provinsi yang tertinggi adalah provinssi bali 100 % dan terendah adalahprovinsi  papua 56 % (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat bahwa Angka Kematian Bayi yaitu 35/1000  kelahiran hidup, sedangkan pencapaian cakupan Imunisasi tahun 2009 berjumlah 80 % (58,542 bayi) dan tahun 2010 cakupan Imunisasi berjumlah 94 % (59.875 bayi). Hal tersebut menunjukan bahwa cakupan Imunisasi masih belum memenuhi target UCI yang ditentukan yaitu 100 % (Dinkes Provinsi Sultra, 2009).
 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Bau-Bau tentang cakupan imunisasi tahun 2009 berjumlah 81,25% dan tahun 2010 mencapai 84,38% berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa cakupan Imunisasi masih belum memenuhi target UCI yang ditentukan yaitu 100% (Dinkes Kota bau-Bau, 2010).
Berdasarkan data imunisasi dari Puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-Bau, tentang cakupan imunisasi campak yaitu  tahun 2011 sasaran 309 bayi cakupan 193  bayi (62,45%), sedangkan di tahun 2012 untuk bulan januari sampai bulan juni mengalami penurunan dengan sasaran 235 bayi cakupan 144  bayi (61,27%), hal ini menunjukan bahwa cakupan Imunisasi masih rendah dan belum memenuhi standar target UCI.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi diantaranya adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan suami. Tingkat pendidikan ibu dapat mendukung atau mempengaruhi pengetahuan dan tingkat pengetahuan rendah selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas, semakin tinggi pengetahuan ibu semakin tinggi pula pemahaman ibu tersebutterhadap tujuan dan manfaat imunisasi.
Kendala utama untuk keberhasilan imunisasi bagi anak yaitu rendahnya kesadaran yang berhubungan dengan tingkat pengatahuan, tentang pemberian vaksin. Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap resiko dari beberapa vaksin. Adapula media yang masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta membesar-besarkan risiko beberapa vaksin (Ali, M : 2005) www//http:library.usu.ac.id,diakses 25 juli 2012.
Rendahnya cakupan imunisasi untuk bayi, anak dan ibu hamil kemungkinan besar mempertinggi kematian bayi, tanpa mendapat imunisasi yang lengkap bagi ibu maupun anak kemugkinan besar dapat diserang penyakit tertentu yang seharusnya dapat dicegah melalui imunisasi, guna menghindarkan kematia disaat mudah. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak, khususnya pada kasus tuberkolosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis (Depkes RI, 2008) www//http:depkes.blogspot.com,diakses 25 juli 2012.





B.     Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dengan melihat pentingnya pemberian Imunisasi pada bayi maka rumusan masalahnya yaitu, :
1.   Apakah ada pengaruh pendidikan ibu terhadap pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-bau tahun 2012?
2.   Apakah ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-bau tahun 2012?
3.   Apakah ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-bau tahun 2012?
4.   Apakah ada pengaruh dukungan suami ibu terhadap pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-bau tahun 2012?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja Puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012.


2. Tujuan Khusus
a.            Untuk mengetahui pengaruh pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan ditinjau dari pendidikan ibu di wilayah  kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012?
b.           Untuk mengetahui pengaruh pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan ditinjau dari pengetahuan ibu di wilayah  kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012?
c.            Untuk mengetahui pengaruh pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan ditinjau dari pekerjaan ibu di wilayah  kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012?
d.           Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan ditinjau dari dukungan suami diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012 ?
D.    Manfaat
1.                  Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan proses belajar sekaligus menambah wawasan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan.


2.                  Bagi Instansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi yang sangat berharga dalam mengkaji dan menentukan model kebijakan dalam rangka meningkatkan cakupan Imunisasi pada bayi.
3.                  Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat menjadi khasanah ilmiah dalam melaksanakan penelitian-penelitian dimasa yang akan datang dan merupakan referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar