Jumat, 31 Oktober 2014

“ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Pada Bayi Umur 9 – 11 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-Bau Tahun 2012 “



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu perilaku sehat yang harus diciptakan untuk menuju indonesia sehat adalah perilaku pencegahan dan penanggulangan penyakit dengan kegiatan imunisasi. Imunisasi adalah salah satu upaya prefentif yang merupakan pencegahan pimer guna mencapai masa depan anak yang lebih sehat. Imunisasi secara signifikan telah terbukti dan diakui sebagai upaya pencegahan suatu penyakit yang sempurna, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), serta berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2005).
Dewasa ini dikenal tidak kurang dari dua puluh macam kegiatan pokok (upaya pelayanan kesehatan dasar), tapi pelaksanaannya tergantung pada kemampuan dan sumber daya yang tersedia pada puskesmas yang bersagkutan. Imunisasi merupakan suatu eknologi yang sangat dan berhasil dan merupakan sumbangan ilmu pengetahuan  yang terbaik yang pernah diberikan oleh para ilmuan didunia ini. Satu upaya kesehatan yangpling efektif dan efisien dibandingkan dengan upaya kesehatan lainnya. Setiap tahun lahir 130 juta anak didunia, 91 juta diantaranya lahir dinegara yang sedang berkembang. Pada tahun 1974 cakupan vaksinasi baru mencapai 5%, sehingga dilaksanakan imunisasi global yang disebut extended  program on imunization (EPI) dan saat ini cakupan meningkat hampir setiap tahun minimal tiga juta anak dapat terhindar dari kematian dan sekitar 750.000 terhindar dari cacat. Namun demikian satu dari empat orang anak maih belum mendapat vaksinasi dan dua juta meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (I.G.N Ranuh dkk,2006:4).
Kesehatan anak merupakan hal yang sangat penting karena masa depan bangsa ada di tangan anak-anak dan untuk mewujudkannya adalah dengan melaksanakan program imunisasi bagi anak dimana imunisasi itusendir adalah merupakan dasar dan peningkatan kesehatan atau kualita kesehatan bagi anak-anak (Depkes RI, 005).
Imunisasi ada dua macam yakni imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak, sedang imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan misalnya antibodi terhadap campak.
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat (herd immunity) terhadap penularan PD3I.
Salah satu program Milenium Developmen Goal’s (MDGs) adalah menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). AKB di Indonsia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup, di Indonesia indikator imunisasi adalah Universal Child Imunization (UCI) yaitu 100% yang terdiri dari 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 3 dosis poli, 3 dosis hepatitis dan terakhir 1 dosis campak. Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan pada tahun 2008 dari 27 provinsi yang melaksaakan dan melaporkan rata-rata cakupan imunisasi campak baru mencapai 67 % dengan rincian provinsi yang tertinggi adalah provinssi bali 100 % dan terendah adalahprovinsi  papua 56 % (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat bahwa Angka Kematian Bayi yaitu 35/1000  kelahiran hidup, sedangkan pencapaian cakupan Imunisasi tahun 2009 berjumlah 80 % (58,542 bayi) dan tahun 2010 cakupan Imunisasi berjumlah 94 % (59.875 bayi). Hal tersebut menunjukan bahwa cakupan Imunisasi masih belum memenuhi target UCI yang ditentukan yaitu 100 % (Dinkes Provinsi Sultra, 2009).
 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Bau-Bau tentang cakupan imunisasi tahun 2009 berjumlah 81,25% dan tahun 2010 mencapai 84,38% berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa cakupan Imunisasi masih belum memenuhi target UCI yang ditentukan yaitu 100% (Dinkes Kota bau-Bau, 2010).
Berdasarkan data imunisasi dari Puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-Bau, tentang cakupan imunisasi campak yaitu  tahun 2011 sasaran 309 bayi cakupan 193  bayi (62,45%), sedangkan di tahun 2012 untuk bulan januari sampai bulan juni mengalami penurunan dengan sasaran 235 bayi cakupan 144  bayi (61,27%), hal ini menunjukan bahwa cakupan Imunisasi masih rendah dan belum memenuhi standar target UCI.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi diantaranya adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan suami. Tingkat pendidikan ibu dapat mendukung atau mempengaruhi pengetahuan dan tingkat pengetahuan rendah selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas, semakin tinggi pengetahuan ibu semakin tinggi pula pemahaman ibu tersebutterhadap tujuan dan manfaat imunisasi.
Kendala utama untuk keberhasilan imunisasi bagi anak yaitu rendahnya kesadaran yang berhubungan dengan tingkat pengatahuan, tentang pemberian vaksin. Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap resiko dari beberapa vaksin. Adapula media yang masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta membesar-besarkan risiko beberapa vaksin (Ali, M : 2005) www//http:library.usu.ac.id,diakses 25 juli 2012.
Rendahnya cakupan imunisasi untuk bayi, anak dan ibu hamil kemungkinan besar mempertinggi kematian bayi, tanpa mendapat imunisasi yang lengkap bagi ibu maupun anak kemugkinan besar dapat diserang penyakit tertentu yang seharusnya dapat dicegah melalui imunisasi, guna menghindarkan kematia disaat mudah. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar dalam implikasi konsep imunisasi pada saat merawat anak, khususnya pada kasus tuberkolosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak dan hepatitis (Depkes RI, 2008) www//http:depkes.blogspot.com,diakses 25 juli 2012.





B.     Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dengan melihat pentingnya pemberian Imunisasi pada bayi maka rumusan masalahnya yaitu, :
1.   Apakah ada pengaruh pendidikan ibu terhadap pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-bau tahun 2012?
2.   Apakah ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-bau tahun 2012?
3.   Apakah ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-bau tahun 2012?
4.   Apakah ada pengaruh dukungan suami ibu terhadap pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah Kota Bau-bau tahun 2012?
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan diwilayah kerja Puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012.


2. Tujuan Khusus
a.            Untuk mengetahui pengaruh pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan ditinjau dari pendidikan ibu di wilayah  kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012?
b.           Untuk mengetahui pengaruh pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan ditinjau dari pengetahuan ibu di wilayah  kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012?
c.            Untuk mengetahui pengaruh pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan ditinjau dari pekerjaan ibu di wilayah  kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012?
d.           Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan ditinjau dari dukungan suami diwilayah kerja puskesmas Bukit Wolio Indah kota Bau-Bau tahun 2012 ?
D.    Manfaat
1.                  Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan proses belajar sekaligus menambah wawasan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian Imunisasi pada bayi umur 9-11 bulan.


2.                  Bagi Instansi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi yang sangat berharga dalam mengkaji dan menentukan model kebijakan dalam rangka meningkatkan cakupan Imunisasi pada bayi.
3.                  Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat menjadi khasanah ilmiah dalam melaksanakan penelitian-penelitian dimasa yang akan datang dan merupakan referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya.



Minggu, 26 Oktober 2014

5 Sifat Buruk Manusia Dan 5 Sifat Baik Manusia



5 SIFAT BURUK MASUSIA
1.      Negative Thinking
Berpikir negatif terhadap segala sesuatu yang ada di hadapan akan menyebabkan Kamu selalu persepsi objek yang Kamu lihat dengan cara yang buruk, hindari sifat ini, agar pikiran kalian lebih tenang. Orang yang memiliki etos yang baik akan selalu berupaya untuk berpikir positif, mencoba untuk mempersepsi segala sesuatu dengan cara pandang yang membuat jiwa lebih harmonis.

2.      Suka Menyia-Nyiakan Waktu
Waktu adalah pedang bermata dua, bila Kamu tidak menghunusnya, maka ia akan menghunus Kamu. Jika Kamu ingin menjadi suskes dalam meraih cita-cita, gunakan waktu Kamu sebaik-baiknya. Jikalau Kamu butuh istirahat, maka istirahatla dengan cara yang berbobot.

Hukum kehidupan selalu menjadikan kehidupan umat manusia sakit,susah dan senang. Apabila seseorang menjalani kehidupannya dengan betah pada rasa sakit terlebih dahulu, maka ia akan menuai rasa senang di belakang hari. Kamu harus memilih untuk menjadikan hidup Kamu lebih potensial dibandingan teman-teman Kamu yang lain.



3.      Pesimistis
Banyak orang memiliki potensi besar untuk menjadi orang sukses, baik secara modal maupun skill tetapi, ketika dihadapkan pada tantangan yang sangat kecil, ia gampang bersikap pesimistis, menggali lubang untuk melarikan diri. Kita bukan binatang undur-undur kawan, kita mahluk cerdas yang tak akan lari dari masalah. Belajarlah dari anak-anak mereka memiliki fokus yang begitu tinggi mengepalkan tangan dan pandangan lurus ke depan untuk sebuah apapun yang mereka inginkan tanpa rasa ragu/pesimis.

4.      Malas
Sampai saat ini belum ada kisah orang sukses di dunia ini yang dalam proses kehidupannya dengan cara bermalas-malasan, ongkang-ngkang kaki, kemudian tiba-tiba menjadi orang sukses. Kesuksessan hanya bisa ditempuh dengan cara kerja keras, rajin, tekun dan berupaya dengan mengerahkan kemampuan pikiran, hati, sebagai spirit untuk mendorong aspek fisik.

5.      Salah Memilih Teman
Orang yang bisa memilih teman yang dengan baik akan memposisikan dirinya menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Teman merupakan bagian dari diri Kamu, kalau teman Kamu bisa memberikan sesuatu yang terbaik bagi Kamu, tentu saja Kamu bisa memberikan yang terbaik pula pada teman Kamu. Jadilah orang yang cerdas, bukankah Kamu ingin tertular otak profesor? atau tercium bau wangi dari penjual parfum?

5 SIFAT BAIK MANUSIA
1.      Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2.      Rendah Hati
Beda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, rendah hati justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

3.      Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yg setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4.      Bersikap Positif
Orang yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam.

5.      Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.


Akbibat Kecelakaan Kerja



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Kesehatan Kerja merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau ilmu kedokteran beserta praktenya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat yang setinggi-tingginya baik fisik, mental,sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit gangguan kesehatan yang di akibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan pekerjaan serta terhadap penyakit-penyakit umum lainnya.

Keselamatan Kerja merupakan pengendalian secara teknis terhadap peralatan kerja, bahan, proses pengolahan, landasan tempat kerja, lingkungan kerja, dan cara melakukan pekerjaan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja.

Jadi Kesehatan Keselamatan Kerja merupakan mencegah timbulnya penyakit dan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Dalam makalah ini akan di bahas beberapa faktor biologis yang terdapat dalam lingkungan pekerjaan. Di antaranya virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu dan nipal, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatangan. Dan menimbulkan beberapa penyakit akibat faktor-faktor biologis tersebut.

1.2  Perumusan Masalah
a.       Apa yang di maksud dengan virus?
b.      Apa yang di maksud dengan bakteri?
c.       Apa yang di maksud dengan protozoa?
d.      Apa yang di maksud dengan cacing?
e.       Apa yang di maksud dengan jamur?
f.        Apa yang di maksud dengan kutu dan panjal?
g.      Apa yang di maksud dengan tumbuh-tumbuhan?
h.      Apa yang di maksud dengan binatang-binatang?

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
Untuk mengetahui penyakit akibat kerja yang di sebabkan oleh faktor biologis. Dan untuk mengetahui penyebab-penyabab atau perantara timbulnya penyakit akibat kerja dalam faktor biologis.






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Faktor Biologis
Faktor biologis di tempat kerja biasanya di kenal dalam bentuk mikro organisme seperti virus, bakteri, protozoa, cacing, kutu, pinjal. Tumbuhan dan juga dalam bentuk makro organisme seperti binatang berbisa, binatang buas dan lain-lain.

a.       Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit  obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang di selubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi dari ketiganya. Genom virus menjadi baik protein yang di gunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang di butuhkan dalam daur hidupnya.

Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil yang bervariasi antara 16-300 nm yang dapat di lihat dengan mikroskop elektron, virus mempunyai bentuk yang berbeda-beda dan tidak mampu bereplikasi, dan untuk bereplikasi virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas dalam keadaan intraseluler, banyak virus yang dapat menyebabkan berbagai infeksi pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Penyakit virus pada perusahaan peternakan seperti penyakit kuku dan mulut.


b.      Bakteri
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas di bandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).

Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih dari itu. Mereka ada di mana-mana mulai dari tanah, di air, di organisme lain, dan di lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun di lingkungan yang ekstrim. Dalam tumbuh berkembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat di pengruhi oleh beberapa faktor, yakni pH, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.

Bakteri mempunyai 3 bentuk dengan ukuran yang bervariasi yakni bentuk bulat (kokus) yang berdiameter 0,7-1,3 micron (1 micron= 0,001 mm), bentuk lengkung ( koma, vibron dan spiral) dan bentuk batang ( basil) dengan lebar 0,2-2,0 micron dan panjang 0,7-3,7 micron, ukuran bakteri sangat kecil sekitar 1/100 kali lebih kecil dari pada kemampuan mata manusia untuk dapat melihat, namun jika bakteri tersebut dalam bentuk koloni akan dapat di lihat dengan mata telanjang, sebagian bakteri dapat membentuk struktur khusus yang di sebut sebagai endospora, dalam bentuk endospora bakteri akan tahan terhadap keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi kehidupan sel vegetatifnya misalnya keadaan panas, dingin, kering, tekanan osmosis dan zat kimia tertentu, bakteri merupakan grup mikroorganisme yang bertanggung jawab untuk berbagai variasi penyakit dan infeksi seperti antara yang sering menghinggapi pekerja di pejagalan, perusahaan penyamak kulit, pengiring tulang dan lain-lainnya, demikian juga penyakit kuda yang di sebabkan bakteri pfeiferella mallei yang dapat menulari manusia, penyakit weil dan leptospirosis apabila bekerja di tempat kerja yang banyak tikus-tikus dan berpenyakit demikian tau berada di pertanian, seperti di lumbung padi atau penyimpanan hasil pertanian, pemelihara burung merpati kemunkinan menderita penyakit psitaccosis, dokter dan perawat kemungkinan besar di tulari penyakit yang berasal dari penderita-penderita yang di rawatnya seperti tipoid, difteri, gonorrhoea, angina oleh karena streptokokkus, pes, evek primer penyakit syphilis, tetanus oleh bakteri clostridium tetani yang dapat tinggal berupa spora di dalam tanah beberapa lama, dalam kotoran hewan dan dapat menyababkan tetanus ketika masuk dalam luka melalui kulit, tebrculosis, bronchitis, pneumonia yang di sebabkan debu-debu yang mengandung bakteri seperti di daerah pertambangan, humidifier fever oleh bakteri Thermophillic actinomycetes yang menyebabkan alergi dan sakit pada saluran pernapasan terdapat di perkantoran yang mengunakan pendinginan tanpa ventilasi umum.

c.       Protozoa
Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertamadan zoo yang berarti hewan sehingga di sebut sebagai hewan pertama. Merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melukukan reproduksi seksual ( generatif ) maupun aseksual ( vegetatif ) habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang di sebut kista. Ilmuan yang pertama kali mangat di perlukan empelajari protozoa adalah Anthony van Leeuwenhoek. Sebagai penyebab penyakit malaria, penyakit tidur ( afrika ), penyakit kaki gajah, apabila pekerja menderita penyakit malaria pada daerah yang belum di nyatakan sebagai bebas penyakit malaria maka penyakit itu di anggap sebagai penyakit akibat kerja, naegleria gruberi dan acanthomoeba yang menyebabkan alergi dan sakit pada saluran pernapasan yang terdapat di perkantoran yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami.
d.      Jamur
Penyakit jamur sering diderita pekerja di tempat kerja yang lembab yang basah atau terlalu banyak merendam tangan dan kaki di air misalnya tukng cuci,sporitrichosis,dan histoplamosis adalah salah satu contoh penyakit akibat kerja yang disebabkan jamur,

Candida albicanss biasanya tumbuh di tempat-tempat yang kadar gulanya tinggi sehingga pekerja di perusahaan roti dan pembuat manisan sering menimbulkan infeksi oleh jamur tersebut,keracunan nycotoxins yang merupakan hasil dari metabolisme jamur aspergillus flavus dan aspergillus paraticus yang mengkontaminasi hasil pertanian seperti kacang tanah, jagung, gandum, kacang  kedelai, ubi jalar dan sebagainya yang bersifat kasinogen terhadap hati ( kanker hati ), thermophilic fungi, trichoderma viride, phoma sp dan lain-lain yang terdapat pada ruangan perkantoran yang menggunakan pendingin udara tanpa ventilasi alami akan menimbulkan sick building syndrome (SBS) berupa ganguan yang tidak spesifik berupa iritasi pada mata, hidung, tenggorokan dan saluran napas bagian bawah, reaksi kulit, kepenatan, pusing atau sakit kepala, dan Building Related Illeness (BRI), yaitu ganguan yang spesifik berupa legionnaire, asma, dermatitis dan lain-lain.

e.       Cacing
Jenis cacing yang berbahaya terutama bagi pekerja tambang dan perkebunan adalah ancylostomiasis yang disebab ancylostoma duodenale, cacing –cacing tersebut masuk melalui pori-pori kaki dan mengisap darah,sehingga pekerja yang terserang cacing ini menyebabkan anemi,selain itu cacing usus yang menyerap sari-sari makanan berguna untuk tubuh.



f.       Kutu dan Pinjal
Kutu adalah serangga yang tidak bersayap dan berukuran kecil,yang dalam bahasa inggris mencakup flea (Kutu yang melompat,ordo siphonaptera) dan louse (Kutu yang lebih suka merayap,kebanyakan ordo Phtiraptera yang semuanya adalah parasit).

Dalam bahasa indonesia keduanya tidak dibedakan,malah mencakup juga sebagian dari kerabat wereng (ordo Hemiptera)dan beberapa anggota ordo Coleoptera.Untuk menjelaskan,

Diberi keterangan dibelakang kata “kutu’’. Para biologiwan berusaha mendayagunakan kata tuma bagi kelompok Phtiraptera, walaupun menyadari terdapat kesulitan dalam penerapannya. Pinjal adalah serangga-serangga yang tidak bersayap, kecil, yang dewasanya makan darah, unggas dan mamalia. Tinjal termasuk ke dalam ordo Shiponaptera. Pengetahuan mengenai siklus hidup pinjal sangat di perlukan dalam rangka meyingkirkan dan mengendalikan serbuan pinjal pada kucing.Pinjal memiliki beberapa fase pada siklus hidupnya.Sebagian besar masa hidup pinjal dewasa berada pada tubuh kucing.Artinya kalau bukan karena terpaksa atau sedang sial , mereka tidak akn meninggalkan tubuh kucing secara suka rela.Bila jumlah pinjal pada kucing sudah sangat banyak,barulah biasanya manusia atau pemilik kucing.

Kutu dan pinjal menyebabkan kelainan pada kulit seperti kutu alang-alang dan kutu padi,sedangkan pinjal hidup pada binatang peliharaan seperti kucing dan anjing,selain gigitan menggangu kutu dan pinjal juga menyebabkan penyakit.
 


g.      Tumbuh-Tumbuhan
      Tumbuh-tumbuhan adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam pelantae. Biasanya, organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan.Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis.

      Tumbuhan merangkumi semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis dan menghasilkan kanji.Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan dalam beberapa segi termasuk sel tumbuhan mempunyai dinding sel.

      Tumbuh-tumbuhan yang mengandung bahan kimia dapat mengakibatkan sakit bagi pekerja-pekerjap ertanian, perkebunan, perhutanan, pohon pulus misalnya dapat menyebabkan bentul-bentul yang gatal dikulit karena mengandung asam formiat pada bulu-bulunya,tembakau mengandung nicotin yang dapat menimbulkan keracunan bila dalam jumlah yang cukup banyak,debu tembakau ditempat pengeringan dapat  darmatosis eksudatif karena mengandung resin, singkong mengandung amygdalin yang sewaktu-waktu asam cyanidanya dapat dibebaskan dari ikatannya yang biasanya dialami pada perusahaan-perusahaan penghasil tepung singkong, debu kapas dapat menimbulkan Byssinosis dan asam bagi pekerja perkebunan kapas.

h.      Binatang-Binatang
Binatang berbisa seperti ular, kalejengking, lipan, dan lain-lain biasanya terdapat pada kegiatan pertanian, perkebunan dan perhutanan. Demikian pula binatang-binatang buas seperti macan ,buaya, beruang dan lain-lain(Golongan Macroorganisme).


2.2 Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang di Sebabkan oleh Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung, dan batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak di masak dan di persiapkan dengan baik dan kontak dengan hewn atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang di akibatkan oleh bakteri ialah anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala, atralagia, enokarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya
a.      Demam Thypoid
Demam Thypoid adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella Thypi yang masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar ke seluruh tubuh (sistemik). Bakteri ini akan berkembang biak di kelenjar getah bening usus dan kemudian masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan penyebaran kuman dalam darah.

Penyakit Demam Thypoid disebabkan oleh bakteri yang disebarkan melalui tinja, muntahan, urin, kemudian terbawa oleh Lalat melalui perantara kaki-kakinya dari kakus ke dapur yang akan mengkontaminasi makanan atau minuman, sayur-sayuran, atau pun buah-buahan segar.
Beberapa gejala yang nampak saat seseorang terserang penyakit Demam Thypoid:
1.   Demam yang berlangsung selama 3 minggu secara terus menerus
2.   Gangguan pada saluran pencernaan
3.   Nafas tak sedap
4.   Bibir kering dan pecah-pecah
5.   Perut Kembung
6.   Sulit BAB, terkadang juga bisa Diare
7.   Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak seberapa dalam.
Pada umumnya yang mempunyai kemungkinan besar terjangkit Demam Thypoid :
a.       Anak-anak usia sekolah
b.      Penyaji makanan
c.       Petugas di lapangan
d.      Petugas di rumah sakit
e.       Militer
f.       Setiap orang yang tinggal di daerah endemis
Beberapa cara yang dapat dilakukan agar terhindar dari penyebaran penyakit Demam Thypoid :
a.       Menjaga kebersihan lingkungan
b.      Mencuci tangan sebelum makan
c.       Usahakan selalu makanan & miniman yang higienis
d.      Vaksinasi demam thypoid













BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembuatan makalah ini tentang Faktor Biologis di mata kuliah Dasar Kesehatan Kerja ialah, kami dapat mengetahui faktor-faktor penyakit akibat kerja dari faktor biologis yang di sebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu, pinjal, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang, serta penyakit yang di timbulkan.














DAFTAR PUSTAKA
http://prasianto.blogspot.com/2012/12/makalah-dasar-kesehatan-kerja-tentang.html