BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tawuran sering
dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak
lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Inilah
beberapa contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang
dilakukan oleh para remaja beberapa bulan yang lalu. Bentrokan pertama terjadi
saat sejumlah pelajar SMAN 70 menyerang para pelajar SMAN 6 di Bulungan,
Jakarta Selatan. Aksi yang terjadi Senin, 24 September 2012, pecah pada pukul
12.10.
Dalam bentrokan ini
dua pelajar SMAN 6 mengalami luka-luka. Sedang satu pelajar tewas, yaitu Alawi
Yusianto. Polisi sudah menangkap satu pelaku utama berinisial FR, pelajar kelas
XI SMAN 70.Selang dua hari, tawuran kembali terjadi di Jalan Minangkabau,
Manggarai, Jakarta Selatan. Kali ini melibatkan para pelajar dari SMA Yayasan
Karya 66 (Yake) dan SMK Kartika Zeni. Kembali satu pelajar tewas dengan luka
bacok di perut atas nama Deni Yanuar, siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66
(Yake). Tak lama usai bentrok, polisi meringkus pembacok dari SMK Kartika Zeni
berinisial AD. Masih di hari yang sama namun di tempat terpisah, bentrok
antarpelajar pecah di Jalan Komodor, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.
Susilo, 15 tahun, murid kelas X SMK Mahardhika, diserang dua pelajar SMK.
Kendati terkena sabetan celurit, nyawa Susilo bisa diselamatkan saat dibawa ke
Rumah Sakit UKI, Cawang. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu
sangat tidak terpuji dan bisa menggangu ketenangan masyarakat. Sebaliknya,
mereka merasa bangga jika masyarakat takut dengan geng / kelompok nya.
Berdasarkan data dari Polda Metro Jaya, dari Januari hingga September 2012,
tercatat ada sembilan kasus tawuran yang melibatkan pelajar. Sebanyak empat
kasus terjadi di Jakarta Selatan, dua kasus di Jakarta Timur, dan satu kasus
masing-masing terjadi di Jakarta Pusat, Depok, dan Bekasi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini :
a.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tawuran dan dampaknya
b.
Sebagai pengetahuan pembaca mengenai arti penting nya kedekatan
dengan keluarga dan yang paling terpenting adalah kedekatan dengan TUHAN
c.
Untuk menghimbau pada pembaca untuk “STOP TAWURAN” yang hanya
merugikan diri sendiri dan orang lain, karna banyak kegiatan positif
yang bisa dilakukan dan lebih bermanfaat daripada tawuran.
1.3 Rumusan Masalah
a.
Fenomena tawuran yang masih terus menerus terjadi dikalangan
pelajar
b.
Faktor-faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar
c.
Dampak yang ditimbulkan dengan adanya tawuran
d.
Keterlibatan peran serta orang tua, guru, pihak sekolah, serta
lingkungan sekitar
1.4 Sasaran
a.
Kepada para pelajar agar lebih mengerti bahaya tawuran
b.
Kepada orang tua dan guru agar lebih memperhatikan anak didiknya
c.
Kepada pihak sekolah agar memperketat pengawasan kepada
siswanya.
d.
Kepada seluruh pembaca agar dapat menciptakan situasi yang aman
dan kondusif.
BAB II
PEMBAHASN
2.1 Pengertian Tawuran
a. Menurut Wikipedia
Tawuran atau Tubir adalah
istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia,
khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan yang
dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Sebab tawuran ada
beragam, mulai dari hal sepele sampai hal-hal serius yang menjurus pada
tindakan bentrok. Tawuran merupakan
suatu penyimpangan sosial berupa perkelahian
b. Menurut
KBBI
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai
perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang
manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian
yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan
oleh orang yang sedang belajar
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia
remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile
deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke
dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
1. Delikuensi
situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan”
mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk
memecahkan masalah secara cepat.
2. Delikuensi sistematik,
para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi
tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus
diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan
apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita
ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah
genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja bebas melakukan
apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada
dilingkup kelompok teman sebayanya.
2.2 Penyebab-penyebab
Tawuran
Penyebab terjadinya tawuran antar pelajar
antara lain disebabkan karena ;
a.
Faktor Internal
Faktor
internal ini berhubungan dengan pribadi siswa, yaitu perilaku yang berkaitan
erat dengan kebiasaan buruk yang terus berkembang dan tidak adanya pengawasan
dari orang lain, kurangnya komunikasi yang baik sehingga dalam suatu
permasalahan tidak bisa terselesaikan dengan baik pula, kurangnya pengetahuan
yang komplek terhadap aspek lingkungan sekitar , antara lain : agama, sosial,
budaya, ekonomi, dll, serta ketidakstabilan emosi yang tidak bisa dikendalikan
disaat sesorang butuh pengakuan atas keberadaannya.
b.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini adalah faktor yang datangnya dari luar,
yang sangat mempengaruhi individu, antara lain :
1.
Faktor Orang Tua atau Keluarga
Peran serta orang tua
atau keluarga sangatlah penting, karena didikan pertama berasal dari sini. Maka
dari sinilah dituntut peran orang tua dalam mendidik anaknya dengan benar,
karena orang tua akan menjadi teladan untuk anak-anaknya, pendidikan moral, rasa
kasih sayang dan perhatian kepada anak-anaknya bisa membuat anak merasa menjadi
pribadi yang baik dan anak akan merasa nyaman, serta keharmonisan atau
kedekatan antara orang tua dengan anak sangatlah dibutuhkan untuk membangun
komunikasi yang baik dari sedini mungkin.
2.
Faktor Sekolah
Sekolah merupakan
tempat untuk menuntut ilmu, namun tidak bisa dipungkiri bahwa asal mula
pemilihan sekolah bisa berdampak baik/buruk untuk para siswanya, jadi jangan
salah pilih.
Sekolah tidak hanya
untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai
secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri
menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi
tidak baik.,sebagai contoh perilaku seorang guru haruslah menjadi teladan bagi
murid-muridnya dan pengawasan yang ekstra saat berada dilingkungan sekolah
3.
Faktor Lingkungan dan masyarakat
Selain faktor keluarga
dan sekolah, faktor lingkungan juga sangatlah penting baik itu lingkungan
disekitar rumah ataupun sekolah, karena dalam kesehariannya seorang individu
haruslah bersosialisasi, dalam hal ini bisa diartikan sebagai teman
sepermainan. Apabila kita berada dalam lingkungan yang kurang baik maka secara
lambat laun apabila kita tidak bisa mengendalikan atau mengontrol diri maka
akan terbawa ke pergaulan yang kurang baik juga, begitupula sebaliknya, dan
sering terjadi peristiwa dimasyarakat yang bersifat kriminal bisa langsung
dilihat dengan media-media seperti tv, radio, sosial networking,dll , hal ini
juga bisa membuat pola fikir seorang siswa tersulut bilamana tidak bisa
membedakan mana yang baik dan yang benar.
2.3 Dampak akibat tawuran
Dampak-dampak yang ditimbulkan akibat tawuran
antara lain sebagai berikut:
a.
Kerugian Fisik , seperti cidera ataupun kehilangan nyawa
b.
Kerugian Non Fisik, seperti rusaknya sarana-sarana ditempat
kejadian tawuran
c.
Rasa malu orang tua dan pihak sekolah atas ketidakberhasilan
mendidik anak didiknya
d.
Tidak respeknya orang-orang disekitar
e.
Proses pembelajaran yang tertunda, dikarenakan skorsing ataupun
di keluarkan dari sekolah
f.
Dipenjarakan
g.
Menurunnya moralitas para pelajar
2.4 Cara-cara untuk
menghindari tawuran
a.
Memberikan pendidikan moral yang baik
b.
Adanya Figur yang menjadi teladan, yang bisa memberikan contoh
yang baik, seperti orang tua, guru ataupun teman)
c.
Orang tua memberikan perhatian lebih dengan mengakui
keberadaannya
d.
Menggunakan waktu luang dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
positif yang diselenggarakan oleh sekolah ataupun kegiatan diluar sekolah,
seperti olahraga, kegiatan musik, les, atau mengikuti suatu organisasi yang
bermanfaat.
e.
Lebih dekat dengan keluarga, karena banyak hal yang bisa
didiskusikan dan bisa dipecahkan bersama-sama.
2.5 Analisis mengenai
Tawuran menggunakan Prinsip SWOT
a.
Kekuatan (Strength)
Beberapa point yang dianggap
sebagai nilai positif dari apa yang akan mereka lakukan :
1. Merasa jantan dan
terkesan hebat
2. Membela “Nama Baik”
sekolah supaya tidak dilecehkan oleh sekolah lain atau membela teman untuk
membalaskan dendamnya
3. Keberadaan atau
eksistensi dirinya maupun nama sekolah akan diakui kehebatannya
b.
Kelemahan (Weakness)
Pada point ini lebih
kepada keberadaan atau eksistensi sebelumnya dari pelajar itu sendiri, antara
lain :
1. Dianggap sebagai
pengecut dan tidak dianggap
2. Masalah sepele yang
tidak dipecahkan dengan akal sehat
3. Mereka menganggap
kesendirian adalah suatu kelemahan, sehingga bergabung menjadi satu dalam suatu
geng atau kelompok akan menjadi kuat
4. Pemikian para pelajar
yang masih cenderung emosial atau belum labil.
5. Kurangnya perhatian
dari orang tua, serta lingkungan sekitar.
c.
Peluang (Opportunity)
1. Kurangnya perhatian
dari orangtua, dan guru terhadap mereka.
2. Kurangnya komunikasi
yang baik antara anak dengan orang tua ataupun orang dewasa disekitar mereka.
3. Kurangnya pengawasan
dari pihak sekolah untuk memantau kegiatan para siswanya.
4. Ketidakdisiplinan atau
ketidaktegasan pihak sekolah dalam memberi sanksi kepada para siswanya yang
bermasalah.
5. Kurangnya
kegiatan-kegiatan positif diluar jam sekolah.
d.
Tantangan/Hambatan (Threats)
Kemungkinan ancaman
yang akan mereka terima , apabila mereka melakukan tawuran , antara lain
1. Di tangkap polisi /
dipenjarakan
2. Di keluarkan dari
sekolah atau di beri sanksi
3. Senjata dari musuh
yang dapat melukai diri para pelajar dan orang lain
4. Kehilangan nyawa
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Permasalahan yang
timbul seperti Tawuran antar pelajar memang bukanlah masalah sepele,
dikarenakan makin banyaknya peristiwa serupa yangterjadi belakangan ini, hal
ini sangat disayangkan karena tidakan tersebut sangatlah tidak terpuji, dan
eksistensi diri para pelajarlah sebagai pemicu terjadinya bentrok antar
pelajar.
Kita harus semakin
prihatin akan peristiwa yang terjadi disekitar kita, karena banyak faktor yang
melatar belakanginya, antara lain faktor internal, yaitu pribadi atau individu
dan faktor eksternal, seperti ; orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar,
dalam hal ini orang tua sangat memiliki peranan penting dalam mendidik anak,
karena teladan dan contoh yang baik bisa membuat seorang anak menjadi baik,
begitupula sebaiknya, dan peran serta sekolah serta lingkungan juga sangat
diharapkan, dimana kondisi yang kondusif bisa berdampak pada keadaan sekitar.
Banyak hal yang bisa
dipelajari dari peristiwa ini, selain dari dampak yang tentunya sangat-sangat
merugikan diri sendiri dan juga orang lain, serta cara-cara yang bisa
diterapkan untuk menghindari terjadinya tawuran.
3.2 Saran
Dalam menyikapi
masalah seperti tawuran pelajar ini, penulis memberikan beberapa
saran/rekomendasi. yaitu :
1.
Memberikan pembelajaran tentang moral yang baik dan pemahaman
tentang aspek-aspek social
2.
Orang tua atau keluarga harus bisa menjadi tempat yang hangat
untuk seorang anak, harmonisasi dalam keluarga sangat berpengaruh untuk
menciptakan suasana yang nyaman, dan sikap saling menghargai, perhatian yang
lebih, serta komunikasi harus dibina sejak dini.
3.
Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan
situasi yang kondusif
4.
Lembaga pendidikan formal atau sekolah sudah semestinya
memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan
dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya, dan memberi
pengarahan yang baik serta pengawasan yang ekstra kepada anak muridnya.
5.
Untuk pihak kepolisian agar lebih memberikan perlindungan kepada
masyarakat, terutama saat terjadinya peristiwa serupa, supaya dapat segera
diantisipasi
DAFTAR PUSTAKA
httpp://iftitahnj.blogspot.com/2011/06/makalah-tawuran-pelajar.html
http://bilikbambu276.blogspot.com/2013/06/karya-tulis-ilmiah-bahasa-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar